SIFAT COWOK BERDASARKAN BULAN KELAHIRANNYA

^^^....^^^


Lelaki yg kelahiran bulan JANUARI karakter yang biasa menonjol adalah mudah sekali jatuh cinta tapi tidak mudah melupakan cintanya apabila dikhianati. Lelaki ini termasuk seorang yang romantis, tetapi kesulitan saat mengungkapkan perasaannya. Karena mereka biasanya pemalu dan mudah cemburu. Kecemburuan inilah yang sering kali membuat hubungan cintanya menjadi berakhir.

Lelaki yg kelahiran bulan FEBUARI biasanya memiliki pemikiran yang abstrak, cerdas, temperamental, mood sering berubah-ubah, terkadang rendah diri, pemalu, sederhana, terlalu sensitif dan mudah sakit hati. Tapi lelaki ini memiliki keberanian yang tinggi dan keras kepala. Mereka juga tidak menyukai hal-hal yang dianggap tidak penting. Selain itu, mereka memiliki tekad yang kuat, cenderung ambisius apabila memiliki impian atau keinginan dan berusaha untuk mendapatkannya dengan segala cara.

Lelaki yg kelahiran di bulan MARET biasanya lelaki ini memiliki aura yang menarik simpati lawan jenis. Sifat menonjol lainnya adalah pemalu, pecemburu dan sangat bergantung pada pasangan. Ia juga penuh tuntutan dan banyak maunya.

Lelaki yg kelahiran di bulan APRIL, memang sangat sulit membuka pintu hatinya di saat hatinya tengah terluka dan disakiti. Mereka memiliki pandangan bahwa lebih baik memendam perasaan daripada menerima penolakan. Jiwanya sangat jauh dari romantis, tapi lelaki ini sangat setia pada pasangannya

Lelaki yg kelahiran di bulan MEI, biasanya mereka sangat menghargai kejujuran lebih dari apapun. Memang lelaki Mei sangat mudah jatuh cinta, apalagi mengetahui perempuan itu bisa mengerti jiwanya yang senang berkhayal. Mereka memang lawan bicara yang menyenangkan, tapi saat bersama pasangan, dia suka mengatur.

Lelaki yg kelahiran di bulan JUNI, lelaki ini sangat pemilih dan sangat brand minded. Karena memang mereka memiliki selera yang sangat tinggi. Emosinya mudah meledak sehingga sering melakukan aksi berdiam diri dan moodnya mudah berubah. Kebaikan hatinya bisa dipengaruhi dengan sesuatu hal yang dianggapnya cukup menyakinkan. Meskipun memiliki banyak ide tapi keraguan selalu menyelimuti pikirannya.

Lelaki yg kelahiran di bulan JULI, biasanya mereka sangat senang berada disamping sang kekasih. Mereka selalu mengatakan yang sejujurnya, sensitif tapi mudah memaafkan seseorang. Mudah terpancing oleh sesuatu hal yang berkaitan dengan perasaannya, tapi mereka seorang pendengar yang baik.

Lelaki yg kelahiran di bulan AGUSTUS, karakter aslinya senang memimpin dan selalu menonjol didepan teman-temannya. Mereka memiliki jiwa penuh kasih dan penyayang. Lelaki ini memiliki tipe romantis, pintar memperlakukan perempuan sehingga lebih cenderung senang membual. Perasaannya sangat halus atau sensitif. Hal yang paling menonjol adalah mereka senang sekali berkeluh kesah pada orang lain, tanpa harus dipertanyakan.

Lelaki yg kelahiran di bulan SEPTEMBER, pandai membujuk, berkompromi, bersikap tegas, pendiam tapi pintar berbicara. Mereka sangat jarang menunjukkan emosinya sehingga lebih cenderung menyembunyikan perasaannya. Lelaki ini juga memiliki ingatan yang kuat dan tipe orang pemikir. Sehingga kesalahan sekecil apapun, tetap akan diingatnya. Mereka juga sangat pemilih, tidak sembarangan memilih pasangan dan doyan mengkritik. Menyukai olahraga, bertualang dan bersantai.

Lelaki yg kelahiran di bulan OKTOBER, maka mereka termasuk komunikator ulung dan senang berbincang karena memang tutur bahasanya halus dan simpatik. Tidak suka berbelit-belit. Ia tidak pandai berbohong dan kurang bisa berpura-pura. Memiliki temperamen buruk, egois. Sangat terpengaruh dengan pendapat pribadi dan cenderung masa bodoh dengan pendapat orang lain. Cepat mengambil keputusan dan salah satu kelebihannya, ia berbakat menjadi peramal hebat karena instingnya sangat kuat.

Lelaki yg kelahiran di bulan NOVEMBER, biasanya lelaki ini memiliki pemikiran jauh ke depan, unik dan cerdas. Ia memiliki ide-ide yang luar biasa. Pemikirannya tajam dan selalu ingin tahu. Pendiriannya kuat dan pendendam. Ia jarang sekali marah, kecuali jika terpaksa. Memiliki cinta yang teramat dalam dan sabar. Ciri menonjol darinya bertubuh kuat dan selalu bersemangat.

Lelaki yg kelahiran di bulan DESEMBER, mereka memiliki sifat yang setia, murah hati, kurang sabar dan terburu-buru. Mudah jatuh cinta dan tergesa-gesa dalam berhubungan. Memiliki ketergantungan yang tinggi pada pasangan. Mudah marah tapi juga suka bercanda. Pada dasarnya ia memiliki sense of humor yang bagus. Pribadi yang menyenangkan, suka bersosialisasi dan tidak suka berada dalam situasi terkekang. Benarkah hal itu, anda silakan perhatian melalui gerak geriknya.

Sumber : kutip.com

trombopoesis

Trombosit berasal dari megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Sudah diketahui bahwa megakariosit ini berasal dari sel induk pluripotensial. Pengaturan produksi Trombosit dilakukan oleh suatu faktor trombopoetik, yaitu sejenis hormon yang analog dengan eritropoetin yang disebut trombopoetin. Trombopoetin telah dapat ditentukan ciri-cirinya dan ternyata bahwa zat ini pada elektroforesis bergerak bersama fraksi albumin dan betaglobulin plasma.
Tempat produksi dan biodimanika trombopoetin belum diketahui dengan pasti ; beberapa peneliti menduga bahwa ginjal merupakan salah satu tempat pembentukan hormon ini. Defisiensi trombopoetin ditemukan pada penderita trombositopenia kronik yang mungkin congenital.
Produksi Trombosit diatur pula oleh jumlah atau masa Trombosit yang ada. Selain itu faktor-faktor lain seperti limpa dan kadar besi dalam serum juga mungkin berpengaruh pada trombopoesis.

Megakarioblast dan Promegakariosit
Megakarioblast adalah sel besar berukuran 20-45 um, inti besar dengan kromatin halus dan terdapat 1 atau 2 anak inti, sitoplasma biru tidak bergranula. Berbeda dengan Megakarioblast, Promegakariosit mengandung inti yang terbagi menjadi 2 atau 4 lobus, dalam sitoplasma biasanya telah ada granula berwarna biru kemerah-merahan dan sitoplasma tidak terlalu biru. Mungkin tampak tonjolan-tonjolan sitoplasma seperti gelembung. Inti menjadi sangat poliploid mengandung DNA sampai 30 kali banyak dari sel normal. Sitoplasma sel ini homogen dan sangat basofilik.

Megakariosit dan Metamegakariosit
Megakariosit biasanya berukuran lebih besar daripada sel pendahulunya. Merupakan sel raksasa diameter 35 – 150 mikron, inti dengan berlobus tidak teratur, kromatin kasar,anak inti tidak terlihat dan bersitoplasma banyak. Sitoplasma penuh terisi mitokondria, mengandung sebuah Retikulum Endoplasma Kasar (RE Rough) yang berkembang baik dan sebuah Kompleks Golgi luas. Dalam sitoplasma terdapat banyak granula berwarna biru kemerah-merahan. Dengan matangnya Megakariosit terjadi banyak invaginasi dari membran plasma yang membelah-belah seluruh sitoplasma, membentuk membran dermakasi yang memberi sekat pada tiap tempat. Sistem ini membatasi daerah sitoplasma megakariosit dan beberapa bagian dari sitoplasma yang bergranula itu kemudian melepaskan diri dan membentuk trombosit. Dari satu megakariosit dapat menghasilkan 1000-5000 sel trombosit. Setelah megakariosit melepaskan banyak trombosit dan sitoplasma yang berisi thrombosit habis maka yang tertinggal hanya inti saja dan oleh sistem RES dalam hal ini makrofag akan memfagositosis inti ini untuk dihancurkan dan dicernakan.

Thrombosit (Platelet)
Merupakan sel yang berbentuk kepingan berukuran 3-4 mikron, dikeluarkan dari sitoplasma megakariosit dan kemudian memasuki darah perifer sebagai sel pembeku darah. Terdiri dari sitoplasma yang bersifat basofilik yang pucat (hialomer), memiliki granula berupa granula azurofil (granulomer). Dengan pewarnaan Romanowsky akan berwarna merah pucat. Dalam darah tepi berumur pendek, jumlahnya tidak merata, mudah menggumpal dan mudah rusak. Dalam darah tepi orang normal ditemukan 150.000-300.000 sel permm3 darah

SITOHISTOTEKNOLOGI

Pendahuluan
Sitohistoteknologi terdiri dari : Sito berarti sel dan Histo berarti jaringan. Jadi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel dan jaringan. Apakah unsur-unsur jaringan itu? Dalam jaringan pada umumnya terdapat 3 komponen dasar yang menyusunnya yaitu : Sel , Substansi Interseluler dan Cairan.
1. Sel
Merupakan komponen yang bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil dari organisme.
2. Substansi Interseluler
Bersifat tidak hidup dan sebagai hasil produksi sel. Terdapat diantara sel-sel didalam jaringan. Bentuk fisiknya dapat dipilahkan :
a. Sebagai substansi dasar karena tidak berbentuk dan dalam keadaan setengah padat.
b. Sebagai serabut.
3. Cairan
Merupakan komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan limfa, cairan jaringan dsb.

Susunan kimia jaringan tubuh kita terdiri atas :
Air 65 - 70 %
Protein 10 %
Lipid 10 - 15 %
Karbohidrat 10 %
Zat Anorganik 5 %
Berdasarkan fungsi dan strukturnya jaringan tubuh dikelompokkan menjadi 4 macam jaringan dasar yaitu :
1. Jaringan Epitil
Terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, oleh karena itu disebut pula sebagai membran epitil / epitil saja untuk membedakan dengan epitil kelenjar. Jaringan ini tidak mempunyai substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit.

2. Jaringan Pengikat
Sel-selnya tidak rapat susunannya karena dipisahkan oleh sunstansi interseluler yang nyata. Fungsi utama adalah mengikatkan ketiga jenis jaringan dasar lainnya ataupun antara organ-organ dalam tubuh. Fungsi lain adalah sebagai jaringan penyokong dll.
Oleh karena itu atas dasar struktur dan fungsi yang berbeda tersebut jaringan pengikat dalam arti luas dikelompokkan dalam :
1. Jaringan pengikat sebenarnya
2. Jaringan Kartilago
3. Jaringan Tulang
4. Jaringan Mieloid
5. Jaringan Darah
6. Jaringan Limfoid

3. Jaringan Otot
Terdiri atas sel-sel yang berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh. Pada umumnya selnya berbentuk memanjang bahkan dapat berbentuk sebagai serabut yang dapat berubah memendek.

4. Jaringan Syaraf
Terdiri dari sel-sel yang mempunyai tonjolan-tonjolan yang berfungsi menghantarkan impuls listrik dalam tugas koordinasi kegiatan alat-alat tubuh.


EPITIL PERMUKAAN

Epitil dikelompokkan menjadi :
1. Jaringan epitil yang menutupi dan membatasi permukaan luar dan dalam tubuh yang disebut sebagai epitil permukaan.
2. Jaringan Epitil yang tumbuh kedalam jaringan pengikat menjadi epitil kelenjar.

Asal Epitil
Sebagian besar epitil tumbuh dari lapisan ektoderm dan endoderm embrio, walaupun ada sejumlah epitil berasal dari mesoderm (misal pada sistem urogenitalis dan cortex glandula suprarenalis).
Epitil yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada 2 macam yaitu :
a. Endothelium / Endotil
Merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan penbuluh limfa.
b. Mesothelium / Mesotil
Merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misal yang melapisi Peritoneum, Pleura dan Pericardium.

Fungsi Umum Membran Epitil :
1. Proteksi / Perlindungan, karena epitil melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2. Absorbsi, misal : epitil yang membatasi permukaan dalam usus. Selain berfungsi perlindungan juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan yang bekerja secara selektif.
3. Lubrikasi
Misal epitil yang melapisi vagina yang tidak memiliki kelenjar.
4. Sekretoris , bertindak sebagai kelenjar.
Macam Epitil
Epitil diklasifikasikan berdasarkan :
a. Bentuk sel-sel yang menyusunnya.
b. Jumlah susunan sel-sel dalam epitil dsb.

Bentuk sel Epitil
Pada umumnya dibedakan 3 macam yaitu :
1. Sel Gepeng
2. Sel Kuboid
3. Sel Silindris

1. Sel Gepeng
Karena berbentuk sebagai sisik ikan (squamous cell). Ukuran tinggi / tebal kurang dari ukuran ukuran panjang dan lebar selnya. Dari permukaan tampak sel-sel bentuk poligonal.
2. Sel Kuboid
Ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga nampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan bentuk sel tampak poligonal.
3. Sel Silindris
Ukuran tinggi melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan bentuk sel tampak poligonal biasanya inti bentuk oval terletak agak kearah basal.

Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitil dibedakan menjadi :
- Epitil selapis (Epithelium simplex)
- Epitil berlapis (Epithelium complex)
- Epitil semu berlapis / epitil bertingkat (Epithelium Pseudocomplex)

Atas dasar bentuk sel dan susunan sel yang membentuk epitilnya maka penamaannya yang terdapat dalam tubuh menentukan jenis epitil :
1. Epitil Gepeng Selapis (Epithelium Squamous Simplex)
Seluruh sel yang menyusun epitil ini berbentuk gepeng dab tersusun dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas bila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitil jenis ini terdapat misal pada : permukaan dalam membrana Tympani, Lamina Parietalis Capsula Bowmani, Rete testism Ductus Alveolaris, Alveoli pada paru-paru, Pars Descendens Ansa Henlei pada ginjal, Mesotil yang membatasi rongga Serosa, Endotil yang membatasi permukaan sistem peredaran.

2. Epitil Kuboid Selapis (Epithelium Cuboideum Simplex)
Agak jarang ditemukan dalam tubuh. Susunannya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat di tengah. Dijumpai pada Plexus Choroideus di Ventriculus otak, Folikel Glandula Thyroidea, Epithelium Germinativum pada permukaan ovarium, Epithelium Pigmentosum Retinae dan Ductus Excretorius beberapa kelenjar.

3. Epitil Silindris Selapis (Epithelium Cylindricum Simplex)
Terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Diketahui pada permukaan sel lendir Tractus Digestivus dari lambung sampai anus, Vesica Fellea dan Ductus Excretorius pada beberapa kelenjar.

4. Epitil Gepeng Berlapis (Epithelium Squamousum Complex)
Lebih tebal dari epitil selapis. Pada potongan melintang permukaan tampak terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya. Yang berbentuk gepeng hanyalah sel-sel pada lapisan permukaan, sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Epitel jenis ini sangat cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Epitel jenis ini dibedakan 2 macam :
a. Epitil Gepeng berlapis tanpa keratin.
Terdapat pada permukaan basah misal : Cavum oris, esophagus, Cornea, Conjunctiva, Vagina dan Urethra Feminima.
b. Epitil Gepeng berlapis berkeratin
Pada epidermis kulit.

5. Epitil Silindris Berlapis (Epithelium Cylindricum Complex).
Terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membrana basalis. Ditemukan pada : peralihan Oropharynx ke Larynx, Urethra Pars Cavernosa, Ductus Excretorius beberapa kelenjar.

6. Epitil Kuboid Berlapis (Epithelium Cuboideum Complex)
Terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis ini tidak terlalu banyak diketemukan dalam tubuh misal : pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding Anthrum Folliculli Ovarii.

7. Epitil Silindris Bertingkat (Epithelium Cylindricum Pseudocomplex)
Semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrana basalis, karena tinggi sel-selnya tidak sama, maka puncaknya tidak semua mencapai permukaan epitil.
Mempunyai modifikasi adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi disebut sebagai epitil silindris bertingkat bersilia yang terdapat pada : Trachea, Bronchus yang besar dan ductus deferens. Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan ada 2 jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) yang berfungsi sebagai sel kelenjar.

8. Epitil Transisional
Merupakan bentuk peralihan yang berubah bentuknya tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epitil ini sangat tepat untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih.

Jaringan Otot
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus berkontraksi sehingga ada gerakan. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Ada 3 jenis otot :
1. Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka atau otot sadar) berkontraksi karena rangsangan saraf.
2. Otot Polos (otot tidak bergaris, otot licin, otot tak sadar) berkontraksi tanpa rangsangan saraf.
3. Otot jantung : otot bergaris seperti otot lurik, mempunyai kemampuan khusus : berkontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung ada tidaknya rangsangan saraf.

Jaringan Saraf
Terdiri atas tiga unsur yaitu :
1. Unsur berwarna abu-abu yang membentuk sel saraf.
2. Unsur putih, serabut saraf
3. Neuroglia, sejenis sel pendukung yang menghimpun dan menopang sel saraf dengan serabut saraf.
Setiap sel saraf dengan prosensusnya yaitu neuron.

Jaringan Pengikat (Connective Tissue)
Gambaran Histologis yang merupakan ciri :
1. Terdiri dari macam-macam sel.
2. Terdapat substansi interseluler
3. Berasal dari jaringan Mesenkhim.

Fungsi :
1. Mengikat, menghubungkan dan mengisi celah antara jaringan lain.
2. Sebagai penyokong atau penopang
3. Berfungsi khusus.

Berdasarkan fungsi dan gambaran Histologis tsb dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok :
1. Jaringan pengikat biasa
2. Jaringan pengikat penyokong yang mencakup kartilago dan tulang
3. Jaringan Hemopoietik, darah dan jaringan Limfoid

Komponen jaringan pengikat terdiri atas :
 Sel
 Substansi dasar : substansi amorf tempat komponen-komponen lain dari jaringan pengikat terendam.
- Mukopolisakarida (lendir) terdiri atas :
Asam hialuronik tanpa gugus sulfat dan asam kondroitin sulfurik.
- Glikoprotein (dapat diwarnai dengan PAS)
 Komponen Fibriler
- Serabut kolagen
- Serabut elastis
- Serabut Retikuler

Serabut Kolagen
Terbentuk dari protein dari kolam, merupakan jenis protein paling banyak dalam tubuh. Dimeter 1 m – 12 m, rata-rata 7,7 m. Dalam jaringan pengikat longgar sehingga tampak berjalan bergelombang. Merupakan gambaran serabut halus yaitu fibril. Pada kondisi segar berwarna putih berbentuk serabut putih dan merupakanbahan keras, bila direbus menjadi lunak disebut gelatin. Dengan pewarnaan biasa (H.E) berwarna merah muda / merah. Dengan pewarnaan khusus Van Giessen berwarna merah cerah, dengan Pewarnaan Mallory berwarna biru.

Serabut Elastis
Penyusunnya adalah protein elastis, bersifat sangat tahan terhadap pengaruh kimia, dalam keadaan segar berwarna kuning, bersifat kenyal. Pewarnaan HE berwarna lebih merah. Pewarnaan khusus yaitu zat warna Orcein / Resorchin-fuchsin (Weigert). Serabutnya tipis dan panjang dengan ketebalan < 1 m sampai dengan beberapa m.

Serabut Retikuler
Serabut-serabut halus yang saling berhubungan membentuk anyaman / jala. Sangat sulit dilihat dengan pewarnaan H.E. Dengan Impregnasi garam perak tampak anyaman hitam. Dapat diwarnai dengan PAS. Banyak dijumpai sebagai kerangka dalam jaringan Limfoid dan Hemopoeitik.

Berdasarkan Tingkat Diferensiasi jaringan pengikat dibedakan :
1. Jaringan Pengikat Embrional
Dalam embrio ada 2 jenis yaitu : jaringan mesenkhim dan jaringan mukosa. Jaringan mukosa yang juga merupakan jaringan embrional terdapat pada tali pusat, humor vitreus dalam bola mata. Bentuk sel oval stelat dengan inti sesuai bentuk selnya.
2. Jaringan Pengikat Dewasa
Ada 5 jenis :
1. Jaringan pengikat longgar
2. Jaringan pengikat padat
3. Jaringan pengikat retikuler
4. Jaringan pengikat berpigmen
5. Jaringan lemak.

1. Jaringan pengikat longgar
Mempunayai struktur longgar, komponen sel-selnya dipisahkan oleh substansi interseluler yang nyata. Jenis sel yang terdapat dalam jaringan ini adalah fibroblas, sel lemak, Plasmasit, Makrofag, mastosit, sel-sel mesenkhim belum berdifendiasi, sel imigran dan sel pigmen.
2. Jaringan pengikat padat
Hubungan komponen jaringan yang menyusunnya rapat.
3. Jaringan pengikat retikuler
Sebagian besar tersusun atas serabut retikuler, biasanya terdapat sel retikuler primitif / sel makrofag dengan semua bentuk peralihannya. Serabut dan sel-selnya membangun kerangka (stroma) dalam jaringan limfoid dan jaringan mieloid.
4. Jaringan pengikat berpigmen
Tidak banyak terdapat dalam tubuh, diantaranya terdapat sebagai Tunica Suprachoroidea dan lamina fusca yang terdapat dalam Sclera bola mata. Karena adanya pigmen, tidak memerlukan pewarnaan khusus karena sel berpigmen (melanosit) sangat mudah dicari.
5. Jaringan Lemak
Sebagai pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik, berperan penting dalam metabolisme.


Jaringan pengikat Penyokong
Terdiri atas cartilago (tulang rawan) dan tulang. Mempunyai daya tahan besar karena struktur yang sangat berbeda.
Cartilago (tulang rawan)
Tidak memiliki pembuluh darah untuk nutrisinya. Substansi dasar mengandung serabut kolagen atau dengan serabut elastis. Mempunyai kemampuan tumbuh cepat sehingga merupakan kerangka sementara yang baik untuk embrio yang kelak diganti dengan jaringan tulang.
Pada permukaan persendian, cartilago dipertahankan untuk mengatasi pergesekan antara ujung-ujung tulang.
Struktur Histologi : terdiri atas komponen sel, serabut-serabut, dan substansi dasar (matriks).
Pada permukaan cartilago terdapat jaringan pengikat padat fibrosa yaitu Perichondrium kecuali pada permukaan sendi.
Berdasarkan jumlah matriks dan komposisi serabut-serabutnya dalam tubuh ada 3 jenis cartilago yaitu :
1. Cartilago Hyalin
Berwarna putih bening, terdapat pada permukaan persendian sebagai cartilago articularis. Pada saluran nafas, hidung, larynx, trachea, bronchus sebagai kerangka dinding.
2. Cartilago Elastis
Berwarna kekuning-kuningan, lebih lentur, terdapat pada cuping telinga, dinding saluran telinga luar, tuba eustachii, epiglotis, dan sebagian kerangka larynx.
3. Cartilago Fibrosa
Bentuk peralihan dari cartilago hyalin yaitu jaringan pengikat padat.

Jaringan Tulang
Beberapa perbedaan pokok dengan cartilago adalah :
1. Tulang memiliki sistem kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.
2. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang
3. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
4. Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
Adanya pengapuran dalam substansi tulang sehingga pembuatan sediaan tulang yang disayat memerlukan teknik khusus. Agar mudah disayat dengan mikrotom, garam kapur dalam substansi interseluler dikeluarkan dahulu dengan dekalsifikasi menggunakan asam (misal : asam nitrat 5 % atau dengan EDTA / Ethylene Diamine Tetra acetic Acid). Cara lain tanpa dekalsifikasi adalah dengan menggosok sampai menjadi keping-keping tulang sangat tipis sehingga dapat diamati dengan mikroskop cahaya.

PERADANGAN
Radang adalah merupakan reaksi lokal jaringan vaskuler terhadap jejas. Tanda utama radang :
1. Bengkak (tumor).
2. Merah (Rubor)
3. Panas (Calor)
4. Nyeri (Dolor)
5. Gangguan Fungsi

Dasar Reaksi radang :
Suatu jaringan vaskuler bila mendapat jejas akan terjadi perubahan-perubahan sebagai usaha tubuh untuk memusnahkan agent yang membahayakan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain :
1. Perubahan Hemodinamika
a. Vasokonstriksi
b. Vasodilatasi
c. Aliran darah menurun
d. Leukosit akan menepi (margination) dan memipih sepanjang dinding pembuluh darah (pavementing).
2. Perubahan permeabilitas
3. Eksudasi leukosit dan memakan agen (fagositosis)

Tahap-tahap proses fagositosis :
1. Pengenalan (recognation) melalui proses opsonisasi
2. Ditelan dengan pembentukan pseudopoda fagolisosom
3. Penghancuran (degradation)

Beberapa cara penghancuran agent yang sudah berada didalam fagolisosom :
1. Mekanisme penghancuran yang tergantung dengan oksigen
a. Sistim H2O2 myeloperoksidase halide
b. Super oksida (O2-)
2. Mekanisme penghancuran yang tidak tergantung dengan oksigen
a. Ion hidrogen yang mempengaruhi pH
b. Enzim lisosome
c. Fagositin

Mediator kimiawi radang :
Berupa yang berasal dari plasma, sel maupun jaringan yang rusak. Bahan tersebut diantaranya :
1. Vasoactive amin
2. Plasma Protease
a. Sistim Kinin
b. Sistim komplemen
c. Sistim koagulasi fibrinolitik
3. Prostaglandin
4. Produk Netrofil
5. Mediator lain seperti : Slow Reacting Substance, Endogeneus Pyrogen dan Substan P.

Sel Radang
Merupakan sel yang ikut aktif pada reaksi radang. Yang termasuk sel radang antara lain :
1. P.M.N : Neutrofil, Eosinofil dan Basofil
2. Monosit
3. Limfosit
4. Plasma Cell : Sel B, Sel T dan Sel Noel.

Neutrofil
Merupakan sel yang pertama yang mengikuti reaksi keradangan. Disamping berfungsi untuk pertahanan tubuh juga ikut mengembangkan reaksi keradangan lebih lanjut. Mempunyai 2 jenis granula :
1. Granula yang spesifik, berisi :
a. Lisosim
b. Lactoferrin
c. Alkaline Fosfatase
2. Azurophilic Granula, berisi :
a. Acid Hydrolase
b. Neutral Protease
c. Myeloperoksidase
d. Lisosim
Neutrofil merupakan sel dengan diferensiasi yang tinggi, sel ini mempunyai :
1. Reseptor pada membran yang berfungsi untuk pengenalan benda asing.
2. Protein yang kontraktil yang berfungsi untuk pergerakan perubahan bentuk.
3. Bahan-bahan untuk fagositosis maupun penghancuran dalam sitoplasma.

Eosinofil
Dengan pewarnaan eosin berwarna merah, sitoplasmanya mengandung granula yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap asam eosin. Sel ini mempunyai bahan-bahan :
1. Peroksidase (untuk deaminasi oksidatif histamin)
2. Aryl Sulfatase B (yang merusak SRS dari reaksi anafilaktik)
3. Histaminase ( untuk deaminasi oksidatif histamin)
4. Fosfolipase D (yang menginaktifkan platelet anaphylaxis factor)
Sel ini selain berfungsi melindungi tubuh dari benda asing juga berfungsi mengakhiri reaksi alergi. Sel ini juga banyak dijumpai pada infeksi parasit.

Basofil dan Mast Cell
Mempunyai fungsi yang mirip didalam reaksi alergi (hipersensitivitas tipe I). Perbedaan secara morfologi :
- Basofil mempunyai inti besar berlobi, sitoplasma mengandung granula yang berisi heparin, histamin dan tidak mengandung asam hidrolase.
- Basofil didapatkan didalam sirkulasi
- Mast cell diduga berasal dari jaringan ikat, mempunyai inti yang bulat dan bergranula yang mengandung heparin, histamin, dan asam hidrolase.

Monosit dan makrofage
Merupakan sel pembersih didalam tubuh. Berada di lokasi keradangan pada stadium lanjut, memakan partikel asing, debris dari sel tubuh yang rusak, darah merah yang rusak, protein dll. Termasuk sistim phagositosis yang mononuklear.
Didalam reaksi keradangan Makrofage bertugas :
1. Fagositosis dan penghancuran organisme / benda asing
2. Melepaskan enzim yang potensial
3. melepaskan bahan kemotaksis dan permeabilisator yang berfungsi untuk memperpanjang reaksi keradangan.
4. Melepaskan bahan-bahan yang merangsang leukositosis dan panas.
5. Melepaskan bahan yang membantu penyembuhan
6. Melepaskan protein yang penting untuk pertahanan tubuh.

Limfosit dan Plasma cell
Berfungsi didalam reaksi imunologis dan memproduksi antibodi. Berfungsi didalam reaksi hipersensitivitas yang lambat. Banyak didapatkan pada radang Granulomatous seperti tbc, lues dan reaksi radang akibat infeksi virus maupun Rickettsia.

Jenis radang :
1. Radang akut
2. Radang kronis
3. Radang granulomatik

1. Radang Akut
Ditandai adanya perubahan permeabilitas vaskuler dan eksudasi. Eksudatnya berisi cairan plasma, protein dan sel. Berdasarkan komposisi bahan-bahan tersebut maka eksudat radang akut dapat dibagi :
a. Eksudat yang serous
Merupakan eksudat yang rendah protein, dapat Berasal dari serum darah atau sekresi sel mesotel, misal : eksudat luka bakar. Secara mikroskopis sukar dilihat ; biasanya berdasarkan adanya ruangan abnormal diantara sel yang berisi presipitat yang halus.
b. Eksudat Fibrinosa
Mrpkan eksudat yang kaya protein, termasuk fibrinogen dan endapan masa fibrin yang khusus pada respons inflamasi tertentu. Misal : rematik yang mengenai cavum pericardii.
c. Eksudat Supurative atau Purulent
Eksudat kaya akan pus yang banyak dihasilkan kuman pyogenik misal : Staphylococcus, Pneumococcus dsb. Eksudat purulent sering dijumpai pada apendisitis akut, abses.
d. Eksudat Hemoragik
Eksudat ini akibat beratnya jejas akibat pecahnya pembuluh darah atau diapedesis eritrosit. Dasarnya adalah dapat berupa eksudat fibrinosa atau supuratif, oleh karena terjadi ekstravasasi sehingga disebut Eksudat hemoragik.

2. Radang Kronis
Berjalan lama, terdapat proses fibroblastik (proliferasi) sehingga proses eksudasi sangat berkurang. Sel radang yang sering tampak adalah sel radang yang mempunyai gerakan lambat misal : limfosit, monosit dll.

3. Radang Granulomatous
Merupakan radang kronis yang membuat jaringan granulasi yang khusus yang disebut granuloma. Granuloma merupakan kumpoulan sel radang (modifikasi makrofage) yang dikenal sebagai sel epiteloid, Biasanya dikelilingi oleh lingkaran limfosit. Secara histologis (dari luar kedalam) suatu granuloma terdiri dari 3 daerah :
1. Daerah Limfosit (paling luar)
2. Daerah sel epilteloid, dapat disertai maupun tanpa sel datia.
3. Dibagian tengah pada tuberkel lunak didapatkan nekrosis pengejuan .
Granuloma didapatkan pada TBC, Sarkoidosis, Kandidiasis, lues dan Aktinomikosis.

viroLOGI

Virologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang virus dan penyakit-penyakit yang disebabkannya. Virus adalah suatu jasad hidup terkecil (20-300 nm) terdiri dari suatu inti yang tersusun dari asam nukleat yaitu Ribo Nucleic Acid (RNA) atau Deoxy Ribo Nucleic acid (DNA) dan dikelilingi loeh suatu capsid yang terdiri dari protein. (1:1)
Virus merupakan parasit obligat intraseluluer yang akan berkembang biak di dalam tubuh inang dan jika di luar tubuh akan inaktif.(2:1)
Jika virus memasuki sel hidup maka akan terjadi :
a. Membentuk inclution bodies (badan inklusi) yang letaknya bisa dalam sitoplasma sel atau dalam inti sel atau dalam sitoplasma dan inti sel tergantung dari jenis virusnya.
b. Merangsang sel yang dimasuki untuk membentuk suatu zat yang disebut interferon. Interferon mempunyai daya mencegah pemasukan dan perkembangbiakan virus lain meskipun virus kedua adalah virus yang sejenis.
c. Sel akan mengalami kemunduran atau degenerasi dalam metabolisme oleh karena virus merubah metabolisme untuk membentuk virus baru yang akan menuju ke arah kematian sel
d. Sel akan mengalami perubahan bentuk atau transformasi yang menjurus ke arah pembentukan tumor (pembengkakan)
e. Sel yang tanpa mengalami transformasi ataupun degenerasi,akan membentuk komponen baru yang diperlukan untuk pembentukan virus baru.
f. Sel dapat mengalami perubahan yang disebut “cytopathogenic effect” (CPE) yaitu mula-mula sel berbentuk kumparan berinti,kemudian virus masuk ke dalam sel tersebut,maka sel berubah menjadi bulat berkelompok dan intinya menjadi besar,struktur inti menjadi kasar dan intinya kelihatan menjadi lebih gelap bila dilihat di bawah mikroskop. Hal ini merupkan tanda bahwa virus tersebut hidup di dalam sel tadi (1:6-7)
Berbeda dengan mikroorganisme lain,virus tak dapat tumbuh dan berkembangbiak pada media mati.pertumbuhan dan perkembangannya memerlukan sel hidup. Hal ini karena komponen virus dibuat dengan bantuan peralatan sel hospes/penjamu yang diserangnya. Karena itu virus merupakan parasit obligat intra sel.Pembentukan komponen virus tersebut dimungkinkan karena virus yang merupakan parasit pada tingkat genetis,setelah menginfeksi sel,genomnya akan mempengaruhi kontrol mekanisme sintetik sel hospes.(3: 242 )

PEMBIAKAN VIRUS
Banyak virus yang telah dapat dibiakkan dalam biakan jaringan atau dalam telur berembrio dengan keadaan lingkungan yang dapat dikendalikan secara ketat.walaupun demikian pertumbuhan virus pada hewan percobaan masih tetap digunakan untuk isolasi primer virus tertentu dan untuk penelitian patogenitas virus dan onkogenesis virus.
Jadi ada tiga jenis biakan untuk virus yaitu :
1. Hewan Percobaan
Jenis hewan percobaan,umur,jenis kelamin serta cara penyuntikannya berbeda-beda tergantung dari jenis virus.
Contohnya : Untuk virus polio maka hewan percobaan yang digunakan adalah kera. Cara penyuntikan adalah sbb :
a. secara intra cerebral (ke dalam otak)
b. secara intra spinal (ke dalam sus-sum tulang belakang)
c. secara intra nasal (diteteskan ke dalam hidung)
d. secara intra musculair (disuntikan ke dalam otat paha)
Dalam waktu 2 minggu setelah penyuntikan,maka kera akan lumpuh. Ini dibuktikan bahwa tinja penderita mengandung virus polio.
2. Telur Berembrio.
Telur berembrio yang biasanya digunakan adalah telur ayam negeri,telur ayam kampung, atau telur bebek.
Umur dari telur,cara penyuntikan,suhu pengaraman dan lamanya pengeraman tergantung dari jenis virus yang akan disuntikkan.


3. Biakan Jaringan (tissue Culture)
3 tipe dasar biakan jaringan,yaitu:
a. biakan jaringan primer,dibuat dengan cara menyebarkan sel (dengan tripsin) dari jaringan tuan rumah.umumnya sel ini tidak sanggup tumbuh lebih dari beberapa kali pemindahbiakan,sebagai biakan skunder
b. strain sel diploid,adalah biakan skunder yang telah mengalami perubahan yang memungkinkan sel-sel tersebut dibiak terbatas (sampai 50 kali pemind biakan)tetapi tetap memiliki pola kromosom normal.
c. Garis sel berkesinambungan,adalah biakan sel yang sanggup untuk tumbuh lebih lama dan berasal dari strain sel atau jaringan ganas.biakan sel ini selalu memiliki jumlah kromosom yang sudah berubah dan tidak teratur (1 : 16-23)

A. CARA PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SPECIMEN
Tujuan : mengetahui cara pengambilan dan penanganan sampel virologi
Prinsip :
• Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis dan dimasukan dalam larutan antibiotik dan anti jamur.
• Penanganan sampel
Sampel dimasukkan dalam media transport dan dimasukkan dalam bok pendingin
Alat :
• Cotton bud steril
• Botol steril / tabung bertutup steril
Bahan :
• Media transport (PBS antibiotik)
• Larutan antibiotik
• Larutan antijamur
Bahan pemeriksaan :
• Organ tersangka
• Susu
• Sperma • Luka
• Swab anus
• Swab trakhea


Prosedur kerja :
1. sampel Organ
• organ yang dicurigai terinfeksi virus diambil secara aseptis dan dimasukan ke dalam kontainer
• organ digerus
• ditambah media PBS,larutan antibiotik dan antijamur untuk mencegah pertumbuhan kontaminan jamur dan bakteri.
• Disentrifuge 1000 rpm selama 10 menit
• Diambil supernatan dan ditambah antibiotik
• Diinkubasi 30 menit 37oC
• Diinokulasikan dalam telurr atau media sel.
2. Sampel Swab
• Swab steril dimasukan ke dalam pharing/anus dan digosokkan ke sekeliling organ (untuk pharing)
• Swab dikeluarkandan dimasukkan ke dalam tabung berisi media transport dan dimasukkan bok pendingin untuk dibawa ke laboratorium.
• Sampel swab divortex dan disentrifuge 1000 rpm 10 menit
• Diambil supernatannya dan diinokulasikan dalam telur berembrio atau media sel
B. ISOLASI VIRUS PADA TELUR BEREMBRIO
DASAR TEORI:
Isolasi virus secara invivo paling banyak dilakukan pada telur ayam berembrio karena lebih praktis dan relatif murah. Keberhasilan atau kegagalan menggunakan telur berembrio ini tergantung dari : rute inokulasiumur embrio,suhu inkubasi,lama inkubasi,volume dan pengenceran inokulum,status imun dari flok
Penyuntikan pada telur berembrio dapat dilakukan melalui 6 cara :
1. intra alantois
2. selaput korio alantois (CAM)
3. intra kuning telur (yolk sac)
4. intra amnionik
5. intra venous
Virus yang tumbuh pada telur berembrio biasanya ditandai dengan kematian embrio,embrio menjadi kerdil,perdarahan di bawah kulit,pertumbuhan abnormal otot dan bulu serta organ visceral seperti hati dan limfanya membengkak,warnanya pucat dan kehijauna,ada nekrotik,fokal di hati dan jantung dan endapan asam urat di ginjal,selaput corio alantois (CAM)menebal karena edemaa dan terdapat bintik putih (pock)atau plak.
Berbagai metode dapat dipakai untuk identifikasi dan klkasifikasi virus yaitu berdasarkan :
1. tipe asam inti (DNA atau RNA)
2. diameter virion
3. bentuk nukleokapsid (kubus atau helical)
4. sifat kimiawi virus,kepekaan terhadap pelarut lemak yaitu lipoprotein
5. sifat fisika (thermo stabilitas)yaitu kepekaan virus terhadap pemanasan pada suhu 56C,proses cair beku,ultra sonikasi
6. sifat biologis yaitu kemampuan mengaaglutinasi darah ,merah unggas dan mamalia,elusi dan patogenitas (2 : 3-6)
Tujuan : Mengisolasi virus yang dicurigai dalam telur berembrio Alat :
 Alat peneropong posisi embrio
 Pencil
 Spuit steril 1 ml  Bor telur
 Selotip/kutek/lilin
 Inkubator
Reagen : Desinfektan ( Alkohol 70% atau yodium)
Bahan : Telur berembrio
Prosedur kerja :
A. Penyuntikan telur berembrio
Metode Penyuntikan Intra alantois
Prosedur kerja :
1. intra Selaput alantois
• Digunakan embrio umur 8-11 hari.
• Dekat dengan rongga udara di desinfektan dan dilubangi dengan bor telur.
• Menggunakan tuberculin syring dengan jarum berukuran 25 gauge (16 mm),inokulum sebanyak 0,1 – 0,2 ml pertelur.disuntik dengan hati-hati langsung ke dalam selaput alantois. Jarum tidak boleh digerak-gerakkan ke samping untuk menghindari sobeknya selaput korio alantois dan matinya alantois.
• Lubang bekas suntikan ditutup dengan kutek atau lilin dan telur diinkubasi di dalam inkubator suhu 37C selama 3 – 7 hari
• Telur diperiksa setiap hari untuk melihat apakah ada embrio yang mati.jika ada embrio yang mati atau embrio yang masih hidup setelah periode inkubasi dikeluarkan dari inkubator dan didinginkan dalam kulkas selama 1 jam
• Telur didesinfeksi,kulit telur dipotong di atas batas rongga udara kemudian cairan alanto amnionik dipanen menggunakan pipet pasteur dan ditampung dalam botol atau beaker steril.
• Embrio dikeluarkan dan diletakkan di dalam petri disk
• Perubahan diamati seperti perdarahan di bawah kulit,udema,dan kerdil
2. intra Korio-alantois
• Digunakan embrio umur 10 - 11 hari.
• Kulit telur dekat rongga udara dan sebelah samping didesinfeksi
• Kulit telur dibor,pengeboranharus hati-hati jangan sampai menembus selaput korio alantois atau mengenai pembuluh darah
• Telur ditempatkan dengan poisisi horisontal,kemudian dibuat rongga udara tiruan disamping dengan cara menyedot udara melaui lubang rongga udara
• Setelah lubang udara berpindah ke samping,lubang udara semula pada rongga udara ditutup dengan kutek atau lilin
• Inokulum sebanyak 0,1-0,2 ml,dimasukkan vertikal masuk di atas selaput korio alantois.lubang ditutup dengan kutek atau lilin
• Telur diinkubasi 37C selama 5607 hari dan diperiksa setiap hari untuk melihat apakah ada embrio yang mati.jika ada embrio yang mati atau embrio yang masih hidup setelah periode inkubasi dikeluarkan dari inkubator dan didinginkan dalam kulkas selama 1 jam
• Telur didesinfeksi,kulit telur dipotong dekat rongga udara kemudian cairan alanto amnionik dipanen menggunakan pipet pasteur dan ditampung dalam botol atau beaker steril.
• Embrio dikeluarkan dan diletakkan di dalam petri disk
• Selaput korio alantois diambil dan diperiksa perubahan seperti udema,penebalan dan bintik atau bercak putih (pock atau plak)
• Selaput korio alantois ini ditampung dengan cairan alanto amnionik tadi
3. intra kuning telur
• Digunakan telur berembrio umur 6-8 hari
• Telur diletakkan posisi tegak,kulit telur di atas rongga udara didesinfektan kemudian dibor
• Menggunakan spuit 1 ml dan jarum 25 mm, telur diinokulum dengan suntikan tegak lurus masuk ke selaput kuning telur.disedot sedikit untuk memastikan jarum telah masuk kuning telur
• Lubang telur ditutup dengan kutek atau lilin dan diinkubasi 37C selama 3-10 hari atau sampai embrio menetas
• Telur diperiksa setiap hari.jika ada embrio yang mati atau masih hidup selama periode inkubasi maka segera dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam kulkas
4. intra amnionik
• Digunakan embrio telur umur 10-11 hari.
• Posisi telut ditentukan dan diberi tanda dengan pencil
• Kulit telur di atas rongga udara didesinfeksi kemudian kulit telur dibor
• Menggunakan spuit 1 ml dengan jarum 22 gauge sebanyak 0,1-0,2 ml inokulum disuntikan langsung menembus selaput amnionik. Jika jarum tepat masuk selaput tersebut maka akan ada gerakan embrio menyentuh ujung jarum
• Lubang telur ditutup dengan kutek atau lilin dan diinkubasi 37C selama 2-4 hari
• Telur diperiksa setiap hari.jika ada embrio yang mati atau masih hidup selama periode inkubasi maka segera dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam kulkas 1 jam
5. intra venous
• Digunakan telur berembrio umur 10-12 hari
• tentukan posisi pembuluh darah di bawah batas rongga udara
• kulit telur didesinfektan kemudian kulit telur dibor bentuk segitiga tepatdi lokasi pembuluh darah. Hati-hati jangan sampai menembus selaput korio alantois
• supaya pembuluh darah jelas terlihat,kulit telur diusap dengan aseton sedikit.
• Menggunakan spuit 1 ml dan jarum 16 mm (25 gauge) inokulum dimasukkan melalui pembuluh darah dengan arah ke rongga udara
• kulit telur ditutup kembali dengan potongan kulit telur semula kemudian ditutup dengan selotip dan diinkubasi 37C selama 7 hari
• Telur diperiksa setiap hari.jika ada embrio yang mati atau masih hidup selama periode inkubasi maka segera dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam kulkas
B. Memanen specimen dari telur terinfeksi
 Kulit telur didesinfeksi
 Kulit telur dipotong tepat di atas batas rongga udara
 Cairan alantois,amnionik,selaput korio alantois,selaput kuning telur dan embrio di panen
 Perubahan pada selaput korio alantois diamati penebalan,bercak-bercak putih,perdarahan di bawah kulit embrio dan kekerdilan.


C. PEMBUATAN KULTURE JARINGAN
DASAR TEORI :
Kulture sel adalah memelihara suatu jenis sel tertentu dalam suatu wadah dengan media yang sesuai. Untuk mendapatkan kulture sel harus diisolasi dari jaringan donor atau organ. Agar sel yang kita peroleh berupa satu sel maka sel tersebut berasal dari satu sel yang dipelihara atau dengan memurnikan sel sebelum dipelihara.
Sel primer adalah biakan sel yang baru pertama kali diisolasi dari donor,untuk mendapatkannya bisa diperoleh dari
 Sel Mesenchymal
Sel adiphose,chondrocyt,endhotelial.fibroblast,myocyte,osteoblast,dental.
 Sel epithelial
Sel epithelial respiratory,mucosa oral,keratnocyt,hepatocyt,kidney
 Sell turunan sumsum tulang
Sel bone marrow stromal,peripheral blood mononuclear (2: 7)
PEMBUATAN KULTURE JARINGAN CHICKEN EMBRIO FIBROBLAST (CEF)
Tujuan : Mengetahui cara pembuatan kulture jaringan CEF
Alat :
• Pinset steril
• Gunting steril
• Petri disk
• Safety kabinet
• Sentrifuge
• Mikroskop • Beaker glass
• Kasa
• Spuit 5 ml,10 ml
• Tabung Sentrifuge
• Flash
Bahan :
• Telur ayam berembrio 9-11 hari
• Media MEM 5-10 %
• Serum Sapi • PBS AB
• Alkohol 70 %
• Trypsin 0,25 %
Prosedur kerja :
1. Cara Tanpa Pemanasan :
a. Tangan, sarung tangan, gunting, pinset, telur disterilkan dengan alkohol 70 %.
b. Telur dibuka tepat di atas rongga udara dengan menggunakan gunting, kemudian diambil di bagian leher dengan menggunakan pinset, ambil embrio (dikerjakan di ruang steril/safety kabinet)
c. Masukkan embrio ayam ke dalam cawan petri, kemudian dipisahkan dengan memotong bagian kepala, sayap, kaki, dan viscera /isi perut embrio (bagian yang dipotong ini dibuang).
d. Bagian tubuh embrio dicuci dengan larutan PBS AB beberapa kali (2-3 kali) untuk menghilangkan sel darah merah, dipindahkan ke cawan petri yang lain.
e. Bagian tubuh digunting kecil-kecil, kemudian dituangi dengan larutan tripsin 0,25 %. Digoyang dan dimasukkan larutan ini ke dalam tabung sentrifuge dengan memipetnya dengan pipet steril.
f. Diputar dalam sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
g. dibuang bagian yang jernih, bagian yang keruh di tambahkan lagi dengan larutan tripsin, lalu di sentrifuge kembali selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm, ulangi pengerjaan ini sampai ± 3 kali.
h. Hasil sentrifuge yang terakhir diambil bagian yang jernihnya, kemudian dipindahkan kedalam flask.
i. Ditambah larutan MEM 1-2 ml, kocok, disaring dengan kasa steril, filtrat ditambah dengan larutan MEM 5ml, kocok, ditambah serum sapi 2ml, goyang.
j. Diamati dibawah mikroskop, tampak sel-sel yang terpisah merata dan transparan.
k. Disimpan di dalam inkubator 37ÂșC 5% C¬¬¬O2, dilihat pertumbuhan selnya tiap hari dengan mikroskop.
2. Dengan pemanasan :
- Pengerjaan seperti cara di atas (a, b, c, d, e) cairan tadi dimasukkan ke dalam flask dengan pipet steril kemudian di putar dengan magnetik stirer diatas hot plate. (jangan terlalu panas).

PEMBUATAN KULTUR JARINGAN (TISSUE CULTURE) DARI SEL HATI DAN GINJAL ANAK AYAM
Tujuan : Mengetahui cara kulture jaringan sel hati dan ginjal anak ayam
Alat :
• Petridisk
• Sentriufuge
• Tabung sentrifuge
• Beaker glass
• Pipet tetes • Mikroskop
• Pinset steril
• Spuit
• Botol/flask
Bahan :
• Anak ayam umur 2-3 hari
• PBS AB
• MEM • Serum sapi
• Alkohol 70%
• Larutan Tripsin
Prosedur kerja
- Anak ayam yang sudah disembelih disemprot/disterilkan dengan alkohol 70%. Kemudian di bedah, bagian ginjal diambil dan dipindahkan ke petridisk.
- Dicuci dengan larutan PBS AB sebanyak 2-3 kali.
- Ginjal digunting kecil-kecil dalam media PBS AB tadi, kemudian ditambah larutan tripsin.
- Dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge, dan di putar dalam sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
- Cairan atas dibuang dan endapan diambil. Ditambah larutan tripsin, lalu diputar lagi (ulangi pengerjaan ini sebanyak 2-3 kali).
- Cairan atas dibuang dan endapan dicuci dengan PBS AB.
- Dipindahkan ke dalam flask, ditambahkan larutan MEM sebanyak 1-2 ml, kocok, disaring dengan kasa steril, lalu ditambah larutan MEM lagi sebanyak 5 ml dan serum sapi 2ml, goyang.
- Diamati di bawah mikroskop, akan tampak sel-sel transparan dan terpisah merata.
- Disimpan dalam inkubator 37OC dan setiap hari dilihat perkembangan selnya di bawah mikroskop.
Cara Inokulasi sel :
a. Setelah terbentuk satu lapis sel(monolayer) maka sel dicuci dengan PBS
b.Sampel dimasukkan dalam media dan biarkan 30 menit untuk terjadinya absorbsi.
c.Sel ditambah dengan media dan diinkubasikan 2 atau 3 hari dengan diamati sitopatologi efek (CPE)
d.Pada sampel yang positif akan ditemukan
e.Matinya sel,giant,sel,atau negri bodies

PENGECATAN RABIES METODE SELLER’S
Reagen :
A. Larutan stok
1. methylene blue 10 gr
methanol add 100 ml
2. basic fuchsin
methanol add 500ml
B. Persiapan larutan kerja
1. larutan stock methylene blue 2 bagian dan larutan stock basic fuchsin 1 bagian
2. dicampur hati-hati
3. dibiarkan 24 jam sebelum digunakan
Peneguhan hasil larutan :
1. jika larutan dibuat dengan benar akan menghasilkan warna yang baik,namun demikian perlu dilakukan pengujian untuk meneguhkan hasil pengecatan jika diferensiasi preparat tidak terlihat jelas
2. jika stroma terlalu merah daripada merah rose pada ulas yang tipis menunjukkan basic fuchsin terlalu dominan ,perlu ditambahkan larutan metylen blue sampai deferensiasi terlihat jelas.
3. jika metylen blue terlau dominan negri bodies terlihat biru maron maka ditambah basic fuchsin sampai warna yang dihasilkan kontras.larutan disimpan dalam kulkas.
Cara kerja :
 Pembuatan preparat sentuh tekan
1.bagian otak diambil sebesar kedelai dan diletakkan di atas kertas tissue.kaca preparat disentuh dan ditekan
 Pengecatan
1. preparat dicelupkan ke dalam larutan seleler selama 10 detik
2. dicuci dan dikeringkan
3. ditetesi dengan minyak imersi dan dilihat di bawah mikroskop

 Hasil :
Positif akan ditemukan negri bodies intra sitoplasma yang berwarna merah muda

DAFTAR PUSTAKA
1. Pusdiknakkes,Virologi,Depkes RI
2. BPPV Regional V Banjarbaru,Materi Praktikum virologi.2005
3. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi,Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Binarupa Aksara,1994